Jumat, 08 September 2017

cara setting compressor dan multigate

Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori “gain based”.Sewaktu menyetel parameter-parameter yang terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna untuk membuat sinyal lebih rata atau stabil. 

Dahulu sewaktu rekaman di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tidak mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut dekat pada noise floor, menjadi tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti “shhhhhh”. Dengan menggunakan compressor, maka sound engineer dapat menstabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise. 

Contoh lain adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari dibayangkan apabila dimixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal,sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Dapat diketahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yang konstan,sehingga akan menjadi masalah apabila vocalnya memiliki dinamika yang lebar. 

Misalnya penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila dibalance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena penyanyi berbisik. Begitu juga apabila dibalance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak. 

Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat “masuk/menempel” dengan baik pada musik organ tunggal. Untuk rekaman, Compressor juga dapat digunakan “sebelum” sinyal masuk ke tape / hard disk. Untuk aplikasi ini,Compressor berguna untuk menjaga sinyal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping. Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain: Limiter : outputnya konstan, tidak perduli besar kecilnya sinyal yang masuk / sinyal tak diperkenankan melewati threshold yang ada. Brick Wall Limiter : limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah materi audio. Frequency Selected 

Compressor: 

 


bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contohnya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 – 8 kHz yang telah terpasang pada rak Audio dan berguna untuk menekan bunyi desis pada vocal Multi Band Compressor : banyak digunakan untuk mastering. Beberapa compressor dijadikan satu, tiap compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki pengaturan attack, release , ratio dan threshold yang berbeda. Misalnya jika memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set : satu untuk meng-compress frekuensi rendah, satu untuk mid, dan satu untuk high frequency. 

Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch dari pada perubahan amplitudo. Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu dapat mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembutnya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut.Apalagi untuk lagu klasik, inilah yang akan dicoba untuk dipertahankan. 

Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di atur, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, dibagi menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio.Selanjutnya attack time dan release time. Pertama-tama dibahas soal threshold dan ratio.
  1. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah sinyal melewati titik ini, maka compressor akan mulai bekerja. Pemakailah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold diatur pada -20 dB, maka semua sinyal yang melewati -20 dB akan di proses. Sinyal yang tak melewati tak akan di proses.
  2. Ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada sinyal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila sinyal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB.Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan didapat hasilnya. Nah ini yang ditambahkan pada threshold yang -20 dB tadi.Hasil akhirnya adalah -18 dB. 
  3. Attack time menentukan berapa lamanya compressor “menunggu sebelum mulai bekerja” setelah ia mendeteksi adanya sinyal yang melewati threshold. Seperti dilihat pada gambar diatas, setiap instrument memiliki “Sound Envelope” yang berbeda. Jika attack time diset “fast”,maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap sinyal yang melewati threshold. Contoh : saat menggunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika merubah attack time to “slow”,maka compressor tak akan bereaksi terhadap sinyal berdurasi pendek. 
  4. Release time menentukan berapa lamanya si compressor “menunggu sebelum berhenti bekerja” setelah ia mendeteksi bahwa sinyal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktunya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja) 
  5. Make up gain, atau output. Ketika sebuah sinyal di compress, maka otomatis amplitudenya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah “Gain” dari sinyal audio anda yang sudah di kompres.

Beberapa Compressor memiliki pengaturan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaannya adalah, pada Hard Knee ketika sinyal masih di bawah threshold, sama sekali tidak dicompress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika sinyal mulai mendekati threshold maka compressornya mulai bekerja. 

Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat mengatur compressor :
  1. Thresholdnya di set ke 0
  2. Ratio di set ke 1 meng-compress instrument perkusi 
  3. Attack terlalu besar saat

Cara cepat untuk mengeset compressor: 
  1. Set Ratio 3:1
  2. Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto 
  3. Perlahan-lahan turunkan thresholdnya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB.
Panduan menentukan parameter compressor: 
  1. Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
  2. Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction.
Panduan perbandingan dB saat mengcompress dan mixing : 
  • +1 dB artinya bertambah 12%
  • +3 dB artinya bertambah 40% 
  • +6 dB artinya dua kali lipat lebih kencang ( bertambah 100% ) 
  • -1 dB artinya 90% dari original SPL 
  • -3 dB artinya 70% dari original SPL
  •  -6 dB artinya setengah dari original SPL.
Multigate 
Gate bisa dianalogikan sebagai volume control otomatis. Ketika menerima trigger berupa suara, maka volume akan terbuka, dan ketika suara tidak ada, maka volume akan di tutup lagi begitu sinyal itu dibawah titik-batas yang di tentukan. 
  • Titik batas yang ditentukan disebut threshold
  • Seberapa cepat volume dibuka disebut attack 
  • Seberapa cepat volume itu ditutup kembali disebut Release 
  • Volume tidak sepenuhnya mati disebut Range 
Multigate biasa dipasang di drum sebagi noisegate. Misal dipasang di bass drum, ketika bass tidak dibunyikan, maka tidak ada suara yang dilewatkan, tetapi ketika dibunyikan maka volume akan otomatis terbuka.
 
 Gambar Audio multigate

Fungsi lain adalah sebagai trigger. Misal dipasang pada snare drum, ketika snare dipukul maka akan mentrigger efek (synthesizer) dan bersamaan akan mengeluarkan bunyi efek yang diinginkan. Synthesizer adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mensintesa suara sederhana ke dalam bentuk yang lebih kompleks. Ada dua jenis Synthesizer yang pertama Frequency Modulation (FM) Synthesizer lalu yang kedua adalah Wave Tabel (WT) Synthesizer. FM Synthesizer menggunakan modulasi frekuensi untuk menyintesiskan suara. Wave Tabel Synthesizer adalah perangkat yang lebih mahal dibandingkan FM Synthesizer. Sebab WT Synthesizer memiliki lebih banyak memiliki sampel dari berbagai macam suara instrumen asli yang disimpan dalam ROM-nya. Jumlah ROM dan kompresi yang dimilikinyalah yang membuat WT
 
Gambar Ultracurve Synthesizer lebih mahal.
Namun, suara yang dihasilkan dengan Synthesizer ini lebih kaya dibandingkan FM Synthesizer). 

Setting Compressor

PENGOPERASIAN dan PENGGUNAAN COMPRESSOR

Selain gate, compressor adalah obyek pembicaraan yang masih hangat dikalangan praktisi pro audio. Compressor dalam Bahasa Indonesia berarti pemampat atau penekan. Istilah asli compressor adalah dynamic range compressor yang berarti pemampat atau penekan lebar jangkauan dinamika tetapi kemudian disingkat dengan nama compressor atau dynamic saja. Lebar dinamika berkaitan erat dengan kemampuan sistem audio untuk bisa mereproduksi dari fase pelan hingga ke fase paling keras yang bisa dihasilkan. Karena kekerasan suara diukur dalam SPL (Sound Pressure Level) maka lebar dinamika juga sering dikaitkan dengan SPL ini.
Mengapa lebar dinamika ini perlu dibatasi? Bukankah sistem audio yang bisa menghasilkan lebar dinamika yang tinggi justru lebih baik? Kedua pertanyaan itu mengundang perdebatan yang pro dan kontra. Oleh karenanya saya tidak akan terjebak pada pro-kontra itu tetapi saya akan memberi ilustrasi seperti di bawah sesuai dengan topik utama kita yaitu pemampat dinamika. Contoh kita memasang sistem audio 1000W di lapangan. Dari jarak tertentu misalnya sistem audio kita terukur 70dB, saat lainnya di sebelah sistem audio itu terdengan ledakan meriam atau raungan mesin jet pesawat tempur yang dari tempat kita berdiri tercatat pada SPL 130dB. Nah kalau kita ingin menghadirkan suara sistem audio kita bisa mengeluarkan suara sedramatik dan sealami suara meriam dan jet tadi, maka sistem audio kita juga harus bisa mengeluarkan SPL yang sama yaitu 130dB dari tempat kita berdiri tadi. Berarti sistem audio kita perlu meningkat dari 70dB ke 130dB atau naik 60dB. Sedangkan jika kita menaikkan 2x lipat kapasitas sound hanya akan menaikkan 3dB, maka kapasitas yang harus disediakan adalah 60dB/3dB = 20 kali menaikkan 2x lipat kapasitas atau sama dengan 2^20 (baca: dua pangkat dua puluh) = 1 juta lebih kali lipat. Karena sound awal 1000W dan harus naik 1juta kali = 1milyar watt lebih. Jadi sound yang harus disediakan adalah 1 milyar Watt. Wow.. Jadi, kalau kapasitas yang tersedia tidak tercapai sedang kita paksa untuk mengeluarkan suara lebih keras lagi, maka bisa-bisa malah sistem audio kita rusak karena sudah melebihi kapasitasnya. Jadi intinya, pemampat lebar dinamika diperlukan dengan kompromi antara keamanan sistem audio, kenyamanan telinga dan lebar dinamika yang ingin dicapai.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja kompresor sesuai dengan namanya adalah untuk memampatkan atau mengecilkan dinamika audio atau secara mudahnya mengecilkan level suara audio apabila telah melewati suatu nilai ambang batas (threshold) level suara tertentu sesuai yang diatur pemakai. Dalam hal ini nilai level threshold akan menjadi nilai acuan apakah sinyal audio akan diteruskan tanpa perubahan apabila level suara yang masuk itu berada di bawah nilai level threshold atau sinyal audio yang masuk akan dikecilkan sebesar nilai ratio yang diatur apabila level sinyal audio berada di atas nilai threshold. Jadi secara gampang, kompresor ini seperti kerja fader mixer otomatis yang akan mengecilkan sinyal jika level sinyal itu melebihi nilai threshold dan akan membiarkan sinyal audio itu keluar apa adanya jika level sinyal itu kurang dari nilai threshold. Tentu kompresor ini dilengkapi dengan teknik dan parameter pengaturan tertentu agar keadaan mengecilkan level atau tidak mengecilkan level audio yang masuk akan terjadi secara halus (smooth) dan alami (natural).
PENGOPERASIAN COMPRESSOR
Secara umum kompresor audio mempunyai tampilan dan pengaturan seperti gambar di bawah,
Compressor 1Umumnya sebuah compressor dilengkapi expander/gate seperti terlihat di gambar atas bagian kiri. Tetapi di tulisan ini tidak akan dibahasnya karena telah dibahas di tulisan lain. Jadi yang akan dibahas di sini hanya bagian kompresor saja.
Threshold
Threshold atau ambang batas mengatur titik level audio sebagai nilai acuan. Level sinyal yang masuk kemudian dibandingkan dengan nilai threshold ini apakah di bawah atau di atas level threshold. Keadaan ini bisa dilihat dengan 3 led di atas pengatur threshold dengan warna hijau (-), kuning (0) dan merah (+). Jika led menyala hijau, berarti level suara yang masuk masih berada di bawah nilai threshold sehingga compressor mengeluarkan suara yang sama levelnya dengan yang masuk tanpa ada proses apapun. Jika led kuning menyala berarti, level suara masuk adalah sama dengan level threshold. Jika level suara masuk lebih besar dari threshold, maka level suara itu akan dikecilkan/dimampatkan sebesar nilai ratioyang diset. Seberapa besar pengurangan level suara itu dihitung dengan cara sebagai berikut:
  • misal level threshold ada di -10dB dan ratio di 3:1 sedang level suara masuk adalah +2dB. Berarti level suara masuk berada pada 12dB diatas threshold dari hitungan +2dB – (-10dB) = 12dB. Nilai ratio adalah 3:1 berarti level 12dB sebanding dengan 4dB atau 12dB : 4dB. Artinya jika tanpa di-kompress level suara dari -10dB akan naik 12dB menjadi +2dB tetapi karena dikompress maka level suara dari -10dB hanya akan naik 4dB saja menjadi -6dB. Atau dengan kata lain nilai pengurangan/pengecilan level suara masuk adalah 6dB. Nilai pengurangan level suara atau gain reduction yang terjadi tidak perlu susah-susah dihitung tetapi cukup dengan melihat led meter Gain Reduction diatasnya yang akan menyala dari kanan ke kiri sesuai dengan besar pengurangan level suara.
Ratio
Ratio atau nilai perbandingan menentukan besar kecilnya pengurangan level suara apabila level suara masuk lebih tinggi dari nilai threshold. Nilai perbandingan akan semakin besar jika knop diputar semakin ke kanan (searah jarum jam) yang berarti akan semakin besar pula pengurangan level suara yang masuk jika melebihi level threshold. Nilai ratio terbesar jika diputar habis ke kanan adalah ~:1 atau tak terhingga besar banding satu, artinya nilai berapapun jika dibandingkan dengan nilai tak terhingga besar adalah 0, sehingga sebesar apapun level suara masuk itu diatas threshold maka kompresor hanya akan menambahkan 0dB saja dari nilai threshold atau dengan kata level suara hanya akan tetap sebatas nilai threshold.
Attack Time (waktu serang)
Attack atau lengkapnya attack time adalah pengatur waktu serang kompresor dari sejak terjadinya keadaan level suara melebihi nilai threshold hingga kompresor mulai mengecilkan suara sesuai dengan nilai ratio yang dipasang. Attack yang cepat berarti kompresor makin cepat menanggapi level suara yang masuk melebihi nilai threshold untuk segera mengecilkannya. Jika attack diputar ke kanan berarti kompresor akan lebih lambat menurunkan level suara ketika level suara masuk melebihi nilai threshold. Pengatur attack ini cukup penting untuk sedikit menunda waktu kompresor mengecilkan level suara karena jika tanpa ada waktu tunda ini level suara yang masuk melebihi threshold akan seketika itu dikecilkan maka suara output yang terdengar menjadi seperti “tercekat”. Tentu hal ini sama sekali tidak dikehendaki karena hasil suara menjadi sangat tidak alami dan halus.
Release Time (waktu lepas)
Release atau lengkapnya release time adalah pengatur waktu melepaskan kompresor dari saat terjadi level suara masuk kembali menjadi kurang dari nilai threshold hingga kompresor tidak lagi mengecilkan level suara. Artinya release ini adalah waktu bagi kompresor untuk tidak lagi aktif mengecilkan suara dan kembali ke melewatkan suara sesuai yang masuk setelah level suara masuk kembali lagi kurang dari level threshold-nya. Adanya waktu release dan waktu attack membuat kerja kompresor dalam mengecilkan level suara dan mengembalikan untuk tidak mengecilkan level suara berlangsung halus dan alami sehingga hasil suara outputnya tidak terasa antara saat level dikecilkan dan kembali lagi.
Sudah sangat umum bahwa pengaturan attack dan release ini bisa ditetap secara otomatis dengan mode “auto” berdasarkan dinamika level materi suara yang masuk. Ini tentu sangat memudahkan dalam pemakaian atau bisa kita pakai sebagai acuan jika kita ingin berkreasi untuk mengubah karakter suara dengan kompresor ini.
Knee atau tekukan
Knee atau tekukan adalah fasilitas untuk membuat antara keadaan kompres kerja dan kembali tidak kerja bisa berlangsung lebih halus lagi dengan mengatur kurva tekukan ini menjadi lebih melengkung perlahan dan tidak tajam atau terjadi seketika.
Led level meter Input/Output
Dalam memakai kompresor penting untuk melihat led level meter baik untuk level suara masuk (input) atau level suara keluaran (output) yaitu dengan membandingkan level suara input dan output. Hal ini penting untuk selalu menjaga agar level suara baik saat kompresor aktif atau tidak level tersebut tidak berselisih terlalu banyak. Penting juga untuk melihat apakah suara under compress atau over compress. Under compress berarti kompresor kurang bekerja sehingga seolah-olah tidak berguna atau malah over compress yang berarti kompresor terlalu banyak bekerja sehingga suara menjadi sangat tertekan atau tenggelam.
Output Gain
Untuk menjaga agar level suara baik saat kompresor tidak bekerja dan saat kompresor bekerja tidak terlalu berbeda digunakan pengatur output gain ini untuk menyesuaikan lagi level suara keluaran. Umumnya jika suara masuk cukup banyak ter-kompress walaupun masih belum over compress maka level suara output rata-rata akan mengecil dibanding level suara masuk. Dalam hal ini, output gain bisa dipakai untuk menaikkan kembali level sehingga kembali seperti level suara masuk.
Limiter Threshold
Kompresor sering dilengkapi dengan limiter atau pembatas level suara. Limiter ini bekerja persis seperti kerja kompresor hanya dengan nilai ratio telah ditetapkan sebesar ~:1 dan nilai attack dan release juga ditetapkan yang umumnya lebih cepat dari nilai yang bisa ditetapkan pada pengatur attack dan release kompresor. Satu-satunya yang bisa diatur adalah level threshold yang akan menentukan patokan level suara yang tidak akan bisa dilewati. Jadi level suara output limiter tidak akan bisa melewati level yang telah ditentukan sesuai level threshold. Limiter yang aktif ditunjukkan dengan led yang menyala.
PENGGUNAAN COMPRESSOR
Idealnya setiap setiap sumber suara yang masuk channel mixer dilengkapi dengan kompresor. Tapi itu terkendala jumlah kompresor yang tersedia, untuk itu perlu ada skala prioritas terhadap kebutuhan channel sumber suara terhadap jumlah kompresor yang tersedia. Umumnya prioritas penggunaan kompresor dimulai dari sumber suara yang diperkirakan mempunyai lebar dinamika paling besar seperti kick drum, snare drum, cymbal, gendang, ketipung, vocal, bass, perkusi dst.
Penggunaan kompresor dalam untaian sistem audio adalah :
  1. Kompresor di-insert ke channel mixer karena dalam keadaan ini kompresor hanya akan membatasi satu sumber suara saja. Namun tentu saja cara ini boros dalam hal jumlah kompresor yang dibutuhkan. Dengan cara ini pula operator audio bisa berkreasi dengan mengatur parameter-parameter threshold, ratio, attack, release dan output gain untuk mengubah karakteristik bunyi sehingga didapat warna dan karakter bunyi yang unik. Kreasi ini banyak digunakan pada sumber bunyi kick dan snare drum atau dengan kompres yang ketat ditambah gain output untuk mendapatkan suara cymbal dengan sustain yang lebih panjang. Atau pada bass gitar untuk mendapatkan suara bass yang mengalun lembut tidak menghentak-hentak dengan level yang lebih konstan.
  2. Kompresor sering juga di-insert ke group yang terdiri beberapa channel sumber suara yang sama atau hampir sama seperti banyak mic biola yang digrup menjadi string, beberapa mic gendang, perkusi atau drum yang di-grup, dst. Sistem insert grup ini akan sangat mengurangi jumlah kompresor yang dibutuhkan sekaligus memudahkan dalam pemakaian karena kita hanya perlu men-set sedikit kompresor.
  3. Kompresor di-insert ke output mix atau aux. Cara ini memang paling irit pada jumlah kebutuhan kompresor tetapi saya tidak menganjurkan karena efek hasil kompresi akan berpengaruh pada seluruh suara hasil mix itu. Contoh, jika di-insert ke output Main LR, apabila pada suatu saat terjadi lonjakan level suara padahal lonjakan itu terjadi hanya karena satu sumber suara (mic) saja, maka seluruh hasil mixing suara yang terdiri banyak sumber suara akan ikut ter-kompres alias ikut dikecilkan levelnya. Tentu kita tidak ingin hasil mixing kita menjadi naik-turun levelnya seperti itu. Tetapi dengan tujuan lain seperti demi keamanan sistem speaker Main LR dan speaker monitor, output mix atau aux bisa di-insert limiter dan/atau dengan kompresor dengan setting cenderung ke under-compress.
  4. Untuk keperluan insert di output main LR atau aux bisa memakai multi-band compressor. Multi band compressor adalah beberap kompresor yang tergabung dimana setiap kompresor hanya dipakai untuk satu daerah band frekuensi tertentu. Jadi prinsip kerjanya adalah suara masuk dipecah dulu dalam 3, 4 atau 6 band frekuensi dengan crossover kemudian masing-masing band dipasangi kompresor dan setiap output kompresor itu akhirnya digabung lagi. Dengan multi-band compressor seperti ini kejadian karena lonjakan level dari satu sumber suara (mic) umumnya tidak lagi berakibat mengecilkan seluruh hasil mixing tetapi hanya mengecilkan pada satu atau dua band frekuensi saja sehingga secara keseluruhan suara hasil mixing tidak terlalu terasa naik-turun.
MIXER DIGITAL
Hadirnya mixer digital menawarkan tersedianya fasilitas compressor di setiap channel input dan limiter di setiap output. Fasilitas ini akan sangat memanjakan setiap operator dalam mengeluarkan segala jurus dan tekniknya untuk berkreasi dalam mixing suatu project audio karena hampir tidak lagi terdapat hambatan kekurangan jumlah prosesor suara yang diperlukan. Contoh tampilan fasilitas compressor pada mixer digital Berhinger X32 dan Allen-Heath iLive T112 adalah seperti gambar berikut:
Compressor 3Compressor 2Kompresor di mixer digital juga menawarkan fasilitas yang lebih lengkap antara lain:
  • Penentuan threshold tidak hanya berdasar pada level suara tetapi juga bisa ditambahkan filter frekuensi untuk menyaring frekuensi daerah mana yang bisa digunakan untuk menentukan nilai level threshold. Fasilitas ini akan menghindarkan kejadian satu sumber suara secara tidak sengaja terkompres karena sumber suara (mic) itu kemasukan suara lain.
  • Level threshold bisa dipilih berdasarkan sinyal-sinyal puncak (peak) atau mengambil nilai rata-rata level suara yang dikwadratkan (RMS, root mean square)
  • Fasilitas bisa difungsikan sebagai compressor atau expander (pemekar lebar dinamika) yang merupakan kebalikan kerja dari kompresor.
  • Tampilan grafik dua sumbu XY dengan sumbu X merupakan level suara masuk dan sumbu Y merupakan level suara output, led meter dan gain reduction meter yang lebih menarik dan jelas mempermudah pamakai dalam mengetahui keadaan suara yang sedang diproses.
Demikian uraian awal ini dan selamat berkreasi untuk menghadirkan hasil mixing yang lebih bagus lagi.